Halo! Ini adalah entri saya yang kedua dalam kontes #InggrisGratis! Apakah para juri dapat menemukan entri saya yang pertama? Tidak akan. Soalnya entri yang pertama itu kebalik 180 derajat dari yang ini. Well, semoga dapat menghibur juri yaaa, hahaha. :) Cerpen ini saya buat dalam waktu 4 hari. Total waktunya kurang lebih 27-28 jam, termasuk editing, dan juga mencerna pendapat teman-teman. Oh ya, saya minta maaf ya kalau ada kesalahan grammar, ataupun penggunaan kata Bahasa Indonesia. Maaf juga kalau ceritanya gak sreg sama pembaca maupun juri, soalnya saya jarang banget bikin cerita! :D OK, cukup basa-basinya! Selamat membaca!
"Hati itu hampir sama dengan
musim gugur. Warnanya bermacam-macam. Merah, kuning, oranye, hijau pucat,
cokelat, ataupun hitam. Melambangkan perasaan didalamnya." (Me)
28 Oktober.
Hari ini adalah bulan ke-9 sejak aku datang ke kota ini. Kota
yang sangat jauh dan asing dari rumah, dan kota yang belum kutemukan keramahannya.
Tuntutan orang tua membuatku terpaksa jauh, namun.. apa boleh buat. Aku
melakukan ini demi menyenangkan mereka. Oh ya, disini musim daun-daun
berguguran sedang berlangsung, lho. Kau tahu? Bagiku, musim gugur adalah musim
yang sangat nyaman dipandang, atau dinikmati. Warna-warni pepohonan yang tak
ada habisnya, dan daun-daun saling berguguran bagaikan dalam film romantis.
Warna-warni tersebut juga memberiku
sedikit kehangatan yang membantu jiwa untuk tidak merasa sepi.
"Rrrrrrrrrrrrrrr! Come along
with me~..."
Whoops. Deringan lagu yang sangat kekanak-kanakan (namun
aku menyukainya) memecah mimpi indah yang tadinya sangat kunikmati. Ahh.... Ini
pasti soal kuliah.
Slide.
"Halo? Uhm... Hello? Merici speaking."
"NANA! this is Liesl! Sorry if I can’t go home, and sorry for disturbing
your sleep! But, could you please meet me at Starbucks, 9 AM? We need to talk!
Pleeeaaaseeee!"
"Oh.....okay. I'll meet you up there. See you later."
"Ok! See ya! I miss you!"
Beep.
"Urgh. It's still 5:30 in the morning! Gimana sih.....Liesl
sucks.." kesalku seraya mencoba untuk tidur lagi. Well, Liesl Bloom adalah teman di universitas sekaligus
teman satu flat-ku. Rambutnya berwarna coklat muda dengan ombre warna biru.
Matanya hijau terang, senyumnya manis, dan hidungnya mungil. Namun sayang,
sesuai dengan namanya, dia selalu... "mekar". Oh, fyi, hari ini adalah ke-empat kalinya
Liesl menelpon pagi-pagi sekali. 1 kali lagi, mungkin dia bisa mendapat piring cantik.
Aku melihat jam tanganku. 9:10. Liesl belum muncul juga, dan aku sudah terbiasa
menunggu dia untuk datang. Liesl tidak pernah tepat waktu, mungkin ini
disebabkan oleh program diet yang sedang dijalankannya. Yap.
Dia bertekad untuk bersepeda atau berjalan kaki kemanapun (Namun biasanya hanya
seperempat jalan saja.)
SLAM! Tiba-tiba Liesl muncul. Jika aku
masih di Jakarta,
semua teman akan bilang "Wah, itu
orangnya datang! panjang umur!"
“Na.. Nanaa.. Sorry... I'm laat..te..."
kata Liesl dengan nafas acak-acakan. Sepertinya dia benar-benar jalan kaki,
kali ini.
"Uhhh. It's okay, I'm already
used to wait for you. Now, inhalee..exhalee.”
"Hmmmf....Phheeew...ok...ok...I'm good, thanks.."
"Well now. What do you want to
talk with me?"
"Oh....mm, guess what?"
"What?"
"We shou-- no. We must! Go! To! LONDON!"
"Seriously? But,why should we go there?"
"Because.......... I won a 7-days trip to London! For 2 person!"
"Oh. My. God. How? No kidding?"
"OF COURSE NOT! Here, I brought the ticket for you. See? I won it at the
party yesterday!"
"OMG, Liesl. Oh. God. So you won it yesterday night? AND WE’LL GO AT NOVEMBER 6th!?"
"YES! I WON IT! DOOR PRIZE! WE'RE GOING TO UK BABYY!"
"NO, IT'S GREAT BRITAIN.. Ehh, uhh..england?"
"Uhhh.... WHATEVER! LONDON!"
"YES, DOESN'T MATTER!"
"AAWW! YESSS!"
Kami berdua berteriak kesenangan di Starbucks. Aku sungguh tak
menyangka bahwa Liesl akan membawaku pergi ke London, Inggris! Untunglah, saat itu Starbucks sedang tidak ramai. Hanya ada
beberapa orang yang sedang mengantre, dan pegawai yang bekerja disana. Kami
tidak berhenti cekikikan sampai beberapa menit kemudian. Awalnya aku tidak bisa
percaya, dan Liesl juga tidak. Namun, ini
benar-benar nyata!
6 November.
BEEP! BEEP!
BEEP! BEEP!
Click.
"Maafkan aku, alarm. Kali ini kamu kalah, karena aku bangun lebih
pagi!" Kataku sambil tersenyum bangga. Aku akan meninggalkan flat ini untuk
sementara,dan juga meninggalkan kasurku yang nyaman. But it's OKAY. London, I'm coming! Perjalanan
ke London menghabiskan waktu 2,5 jam menggunakan
pesawat dari Stockholm.
Perjalanan yang menurutku menjadi sangat lambat, karena hatiku ini sungguh
tidak sabar lagi! Namun, semuanya sudah selesai. Aku tidak perlu bersabar lagi.
Aku tidak perlu menunggu lagi. Oh, God. Hello, Kirana. Welcome to London, UK!
"OMG. we're finally here," bisik Liesl sambil menarik
kopernya, “it’s so much better than I expected!” lanjutnya lagi.
"Yeah.....this is so cool..." ucapku pelan.
Kami memutuskan untuk pergi ke hotel dengan taksi klasik
khas London. Oh
ya, di London, suasananya sungguh berbeda dengan Stockholm. Orang-orang berlalu lalang dengan
cepatnya, sama seperti daun warna-warni yang saling berlomba untuk menyentuh
tanah lebih dahulu. Sedangkan, disaat double
decker sibuk mengangkut warga dan turis lainnya, boks telepon umum sibuk
berfoto dengan turis. Ahh, ya.. Inilah suasana London yang sebenarnya.. terasa begitu hangat,
nyaman dan cerah. My Sanctuary.
9 November.
4 hari adalah waktu yang lebih dari cukup untuk jatuh
cinta dengan London.
Liesl dan aku begitu menikmati kota
ini. Aku tidak akan menarik kata-kataku tentang ‘London
is MY sanctuary’. Because it’s truly a sanctuary....
"Kirana Merici! Wait! UP!" Teriak Liesl sambil
mengejar diriku. Hari ini, kami akan mengunjungi ikon London (dan juga Inggris) yang sangat
terkenal, dan yang kebetulan bisa kami capai dengan berjalan kaki. Yap! Big Ben. Btw,
aku adalah tipe orang yang suka cekikikan sambil berlari tidak keruan kalau
merasa sangat-sangat senang. Maka itu, Liesl akan berada dalam jurang ke-dilema-an kalau aku merasa over-excited, karena dia tidak tahu mau
ikut senang atau malah merasa kesal.
“LIESL EEZ VEERY SLOOOWW!” ,
ledekku sambil berjalan kebelakang.
“OH HOW DARE Y—..OHH! NANA! LOOK!”
teriak Liesl secara tiba-tiba. Mata Liesl sungguh berbinar-binar.
"OOHH. BIG BEN!!!” We
both again screams like crazy kid.
Aww, yes! We are now in front of UK greatest
icon, Big Ben, after walking for more than 10 minutes! Uh. Aku cinta London.
Aku cinta Inggris. Suasananya, dedaunannya, semuanya. Hati ini tak bisa bohong,
dan tak akan dapat berpaling sampai selamanya! Siapa yang tidak akan luluh
dengan suasana Inggris?
2 jam berlalu. Aku dan Liesl memutuskan untuk makan
siang di restoran terdekat, karena kami tidak mampu menahan lapar lagi. Bahkan
Liesl benar-benar gagal diet, dia menghabiskan dua setengah piring dalam
sekejap. Setelah makan siang, kami memutuskan untuk mungkin, berfoto-foto
sedikit lagi di area Big Ben, lalu
pindah ke Buckingham Palace Tapi
sebelum itu, Liesl menyuruhku menunggu disebelah red telephone box, karena dia harus pergi ke toilet lalu membeli
crepes coklat blueberry hangat untuk kami berdua. "GOSH! Liesl digestive system
is quite powerful, huh? I'm tired of waiting! It's been more than 10 minut---" Seseorang menepuk bahuku dari belakang, saat aku sedang menggerutu tidak jelas. Wajahku langsung berpaling ke belakang, dan.. "Excuse me, Miss.. Do you know where the subway station
is..?" tanya seseorang yang menepuk bahuku itu. Oh. Those sparkly light brown eyes stares mine deeply. His blonde
hair....his scent. His figure. We kept staring for more than 10 seconds, and
decided to keep our mouth silent. I also let him to hold my shoulder. My heart
is beating like crazy. Who is this
man...I wonder..?
"O-oh.. Um, I don't really
know...where the subway station is.. Pardon me"
"....Oh, I see...... So.. you're not British? Maybe, Asian-British?"
"No... I just came here from Sweden 4 days ago. But I'm not a
Swedish, either... I'm Indonesian"
"Sweden?
Well... I'm Swedish. I live in Stockholm,
by the way."
Oh. My. God. Jantungku berdetak semakin cepat, kurasakan wajahku telah
menjadi sangat hangat. Laki-laki yang tidak kukenal telah berhasil memikat
hatiku dengan begitu singkat. Sudah satu setengah tahun, aku
sendiri..dan..Ya, Tuhan. I fell in
love, at fall, in my sanctuary, London. "I....also live there. S-stockholm is my current city! I am
studying there." kataku dengan sedikit gugup. "Really? That's very nice! Oh, by the way, my name is Lans.. Lans Skarp
Silfver. But just call me Lans. Nice to meet you." kata laki-laki itu
sambil menawarkan tangannya untuk bersalaman. 'Damn! Lans
Skarp Silfver! Lance, sharp, silver!' kataku dalam hati. Ya Tuhan, "tombak" cinta
ini sungguh menusuk hatiku. Namanya, pesona dirinya, bahkan suaranya...kurasakan
hati ini benar-benar luluh dan terisi penuh, bahkan meluap-luap oleh perasaan. "My
name is... Kirana Merici. Just call me Nana, and..mmm, nice to meet you too.", balasku sambil menjabat tangannya
yang besar dan hangat. Bibirnya tersenyum, dan kulihat pipinya merona. Boks
telepon merah menjadi saksi pertemuan kami, yang kuharap telah diciptakan Tuhan
untuk menjadi takdir kami berdua. Aku dan Lans memutuskan untuk mengobrol
sebentar, bertukar nomor telepon untuk "sekadar" berhubungan. 20
menit berlalu, dan hatiku semakin merekah, hampir mekar sempurna. Kalau
diibaratkan dengan daun pohon musim gugur, aku...adalah yang berwarna merah
terang. Lans sangat baik dan hangat, tapi disaat yang bersamaan, dia sangat
cool..dan tampan. Oh, Lans! He's truly my
Prince William!
“Do you like London?
Or, UK?”
Tanya Lans kepadaku.
“Sangat!” jawabku semangat.
“sangat? What does that mean?”
“It means, “absolutely!” it’s an Indonesian word. Well, you know,
I fell in love with London
from the very first time. I’ve never been here before, and when I came out from
the airport, it’s just.. amazing. Stockholm’s
autumn is beautiful, though. But after I got here, I think London’s autumn is a way lot better and more
beautiful! I don’t know why, but… I find my peace here. The air, the people,
the colours, the weather…and..the autumn leaves…made me feel like home. It gave
me tons of warmth… I feel comfortable here. There’s no autumn in Indonesia, too.
So, yes.. London’s
autumn is the best.”
“Thump thump thump!”
"NANA, NANA!! I've bought the crepes, and the good guy there
gave me a mini crepe as a bonus! OMG London’s peo---….oh. who's this guy?" Ah. Liesl is back. Ah,
jika aku tahu kalau Lans akan datang tadi.....Mungkin aku akan menaruh 3 obat
pencahar pada plate makan siang Liesl. Aku tidak akan masalah untuk menunggu
lebih lama. Aku orang jahat ya. :’)
"Lans, this is Liesl, and
Liesl, this is Lans. I just met him."
"Wow, Lans. Nice to meet you, and your name is so Swedish, man."
"Well, I'm Swedish. Nice to meet you too."
Kami bertiga akhirnya malah cekikikan sana-sini. Kami berjalan
bersama, dan Liesl dengan senang hati memberikan mini crepes yang diberikan penjual crepe sebagai bonus untuk Lans. Aku
maupun Liesl tidak jadi berfoto-foto lagi, dan Lans tidak jadi naik subway. Today is a good day. Sore harinya, kami pergi ke Westminster Bridge Rd untuk mengantre tiket masuk ke London’s Eye. Kami membeli 3 tiket standar, yang menurutku totally worth it. Pemandangan London
pada malam hari, dari ketinggian sangat, sungguh menakjubkan. Aku menatap wajah
Lans. Bibirnya tersenyum, dan pandangannya fokus dengan gedung-gedung yang
menjulang tinggi. Liesl juga. Kami bertiga telah berhasil tersihir. Jam 21:17, kami makan malam di Anna’s Mae
Smokehouse. It’s London’s most popular street snack! Kami menghabiskan sekitar 35 menit disana. Makanan yang dijual terasa sangat enak dan menggoyang lidah,btw!
“Nana, let’s go back to the hotel. I’m tireeed!” ucap Liesl
padaku,
sesaat setelah dia melahap habis makanannya.
“Okay, sure.. Mmm, Lans. I think, me and Liesl should go
back.” Kataku pada Lans.
“Oh, ok… I should go back too. But, may I talk with you? Just
for a minute.”
“Surely, go ahead!” selip Liesl.
Lans membawaku beberapa meter dari Liesl. Hatiku agak
berdebar-debar. “What do you want to tell me?” tanyaku. “Well…I really love London too. It’s not my
first time here, I once visited London
when I was 12, at Spring. It was so beautiful, flowers were blooming
everywhere. But, it’s not as beautiful as Autumn. London is a lot better when
Autumn.” Kata Lans sambil menatap langit, “it’s so romantic and calming. The
leaves, the breeze, the sky.. Everything is just perfect. Don’t you think?
Truly a sanctuary. Stockholm is nothing compared
to London.
Haha..” lanjutnya.
“That’s so sweet, Lans..”
“Really? Haha,thanks
Nana. well, that’s all. See you, Nana. Take care!”
“Wow…ok, see you, Lans..You’re great!”
“Thanks! Bye!” seru Lans seraya melambaikan
tangan.
Aku terkesima. Air wajahnya tadi menjadi sangat berbeda, dan
aku benar-benar hanyut dalam dunianya. Laki-laki yang baru kutemui sungguh
berbeda. Kami sama-sama menyukai London.
Kami sama-sama menyukai musim gugur. He’s…amazing.
12 November.
Hari ini adalah hari terakhir aku dan Liesl di Inggris.
Koper-koper sudah rapi, mini bar dan
meja rias sudah kosong. 5 jam lagi, aku akan meninggalkan negara ini.
Meninggalkan London, Oxford, Cambridge,
Bristol, Manchester,
dan Liverpool. Rasanya ingin tinggal lebih
lama, namun tidak mungkin. Aku harus melanjutkan kuliahku di Stockholm. Huu. Yah, setidaknya sih..
"Yessss, Packing my stuffs! I'm going home (ノД`)・゜・ gonna miss London.
Sanctuary mmfff"
"Ikr. Btw I'm leaving the day after tomorrow, after 9 days travelling here. This is sucks."
"Rly? but, you're so lucky! My time here was shorter than you, okay. I want to stay longer! D: "
"Then, just let me kidnap you."
Deg!
Oh. Lans. "Just let me kidnap
you", he said... Aku hampir terbang. HAMPIR! Hati ini benar-benar
meluap tak terkendalikan. Lans benar-benar memikat, di chat maupun dunia nyata.
Aku bersyukur ini bukan mimpi. Oh, jika ini mimpi-pun, jangan bangunkan aku!
Ok...ok. Tenang.. Phew.
"Hmm. You'll never runaway from e. I will find and catch you, then we'll
run to my sanctuary. (~‾▿‾)~"
"London?
It's MY sanctuary!"
"Uhh. Our sanctuary, then. We'll live together, forever, at London. So I can enjoy the seasons, especially Autumn, from the
beginning until it ends, with you."
My. God.
Jantungku hampir meledak.
30 November.
Hari ini akan menjadi hari pertama aku bertemu Lans di Stockholm,
sekaligus menjadi hari terakhir bagi musim gugur. Kami akan bertemu di
minimarket dekat rumahnya. Hampir satu bulan kami tidak bertemu sejak tanggal 9
November, dan aku cukup merindukan sosoknya yang tinggi dan senyumnya yang
begitu tulus. Dia berkata bahwa akan ada surprise untukku. Mungkin,
barang-barang berbau Inggris, atau London.
13:00
Dari kejauhan,
terlihat seorang laki-laki sedang membawa sesuatu berbentuk persegi panjang.
Laki-laki tersebut mengalihkan pandangannya padaku, dan kudengar ia berteriak
“HELLO, ARE YOU NANA?” keras-keras. Ah. Itu Lans! Aku langsung berhenti,
tersenyum lebar, lalu berteriak “NO, THIS IS PATRICK!”. Kudengar dia tertawa,
lalu mulai melangkahkan kakinya kearahku.
source : google
‘OMG.
Lans. It's really you! Do you miss me?’ tanyaku dalam hati. Aku juga mulai melangkah,
mendekati dirinya. Sampai akhirnya, kami benar-benar bertemu. Lans tidak
berubah…senyumnya yang tulus juga tidak berubah. “Hello, how are you?” kataku
dan Lans, bersamaan. Kami tertawa sejenak, dan akhirnya masuk kedalam untuk
membeli segelas kopi hangat dan sekadar duduk-duduk sambil mengobrol. “Here’s
the surprise for you, Nana.” Kata Lans sambil memberikan sebuah bungkusan
persegi panjang berukuran sekitar 45 x 30 cm. “What’s this?” tanyaku padanya.
“Hmm, just open it. Hope you’ll like it!”
Aku membuka
kertas pembungkus itu dengan hati-hati sampai isi didalamnya terlihat. Oh, Lans
memberiku sebuah lukisan! Lukisan cantik….. Lukisan musim gugur. Big ben, boks
telepon merah, dan….. Aku. Yang sedang menunggu Liesl. “Awww, Lans.. you’re so
talented! This painting is so good..I love it! Is this me?” kataku, memuji lukisan yang
diberikannya padaku. “Yes, it's you. Well, it’s good because of only there’s you inside it.”
Balasnya.
Aku tersipu malu. Kami mulai berbicara tentang kehidupan
masing-masing. Universitas, keluarga, ulang tahun, hobi, dan juga tentang
Inggris. Yah, hari ini, aku merasa sangat-sangat beruntung! He told me a lot of things about
himself, his hobbies, his birthday, his favourites, etc.. dan, ada satu kalimat yang menurutku sebuah pengakuan yang lumayan hebat, yang ku-garisbawahi tebal-tebal, yaitu : Lans
sebenarnya merasa takut saat kami berada di London’s Eye. Maka itu, dia berusaha untuk
tidak melihat kebawah, dan hanya menatap lurus kedepan saja. Oh, well.
24 Desember.
Besok adalah hari Natal,
dan aku sendirian di flat. Liesl pergi dengan pacarnya (mereka jadian 2 minggu
yang lalu), dan Lans harus bekerja part-time. Aku merasa sedikit kecewa, dan
juga sebal....aku tidak suka sendirian di hari spesial. Apalagi, today is Christmas Eve! Aku menghabiskan
waktu dengan meringkuk dalam selimut di sofa, sambil menonton film-film Natal yang diputar di
televisi. "I suddenly miss my mum and dad. What are they doing..? Maybe
attending the mass. If I were still in Jakarta..maybe
we're now holding our hands and...singing Christmas songs.. " bisikku
kepada diri sendiri. Air mataku tiba-tiba terjatuh. Sudah 1 tahun rasanya, aku
tidak menemui mereka. Aku tidak bisa pulang ke Indonesia, karena aku sibuk sekali
disini. Mama dan Papa adalah kedua orang yang sangat dekat denganku. In their eyes, I'm still a little tiny baby.
Hatiku runtuh. Aku menangis, sendirian. TV tidak lagi menghiburku, dan salju
turun lagi. Air mataku turun tak henti-hentinya.
"Knock
knock!" Ah, it's 20:08 PM, dan ada seseorang yang mengetuk pintu. Mataku
masih sembab dan merah, rambutku berantakan, dan tisu berserakan. Kuharap bukan
Lans-lah yang datang. Ah, aku munafik sekali. "Halla? Nagons hem? (Hello, anybody's home?)" Ahh. Ya, itu bukan suara Lans. "Ja! Yes! Coming.." teriakku. Ternyata
yang datang adalah seorang kurir. Dia membawakan sebuah paket untukku. Entah
dari siapa..yah, Aku segera membuka paket tersebut. Isinya hanya secarik
kertas. Ya. Kertas kecil, bertuliskan "Hello!
Who just came here?" Aku langsung mengeryitkan dahi. ‘Ha? Siapa yang
baru datang? Kurir. Kurir paket... Siapa lagi? Is this a prank?’ Pikirku.
W a i t .
Sekarang jam 20:13. Malam Natal. Tidak ada kurir yang bekerja pada
malam hari, apalagi Malam Natal. So..?
Aku langsung berdiri, lalu segera meraih knop pintu dan
membukanya. "Oh, at last.
Hello, Nana. I bought a cake and hot cocoa.. for us." Sekarang dia bukan
kurir lagi. Bibirnya tersenyum tulus, dan matanya menatap diriku dengan ramah..
Terlihat ada sedikit salju dirambutnya yang keemasan. Lans ada disini. Aku
segera memeluk erat tubuhnya tanpa sadar, lalu menangis. Lans membalas
pelukanku. Kami tidak pernah berpelukan ataupun berpegangan tangan sebelumnya.
Namun di malam Natal
ini, akhirnya kami bisa. "I'm so lonely, Lans. I miss Liesl, and.. I miss
you. I..i miss my parents, and...London.
Every, everything.." isakku. "Shhhh. Please don't cry, Nana... Liesl
will be back soon, and I'm sure that your parents are missing you too....
Also.. There's... Me, here... Who'll someday bring you back to London, at Autumn. Because
it's our sanctuary." Balasnya sambil mengelus kepalaku pelan.
My heart stops
beating for a second. Then, it suddenly beating really fast. My blood rushes
into my cheek, and made it blush as red a rose. My mind flies away, and reminds
me of the first time we met in London.
G o s h. Lans menyadari bahwa wajahku mulai memerah bagaikan kepiting
rebus. Dia tertawa kecil, lalu menyarankan kami berdua untuk masuk kedalam. Kami menghabiskan waktu berdua saja didalam flat, menonton film,
menghangatkan diri, mengobrol dan menghabiskan cake yang dibawa Lans. It's not that romantic, but.. It's ok. At
least, he's beside me. He's with me. I'm not alone nor lonely at Christmas
Eve....because Lans keeps my heart warm.
25 Desember. 00:05
"Merry Christmas, Nana." Bisik Lans kepadaku.
"Yes.. Merry Christmas too, Lans. Thanks for accompanying me here..."
balasku. "No need to thank me." Katanya lagi, seraya tersenyum dan
menepuk kepalaku ringan. Hatiku sungguh tidak dapat berpaling darinya. Lans
membuat hatiku penuh dengan daun-daun merah terang, seperti yang ada di musim
gugur London. My Prince William, when shall that time
come? when shall you take me as your lover? I can't wait any longer. This heart
can't wait any longer. But, well, pada akhirnya, kami berdua memutuskan
untuk maraton film SAW. Baru saja
selesai menonton yang ke-1, aku sudah muntah-muntah. Jadi, Lans memutuskan
untuk berhenti nonton dan akhirnya kami malah mengerjai orang di situs video chat omeg*e sampai pagi. Saat
Liesl pulang, dia langsung syok melihat aku melompat-lompat topeng kuda dan
topi sinterklas sambil tertawa terbahak-bahak, sementara Lans tidak dapat
berhenti mengambil foto. Jam 5 pagi, aku dan Lans menyerah. Kami sudah sangat
lelah, dan langsung tertidur pulas.
“H…h…ha…..AH-CHOO!”
duh. Sudah 6 kali aku bersin-bersin. Hidungku terasa geli..dan gatal. Kurasakan
ada bulu-bulu aneh menusuk hidungku. Aku sudah mencoba berkali-kali untuk
menyingkirkannya, namun tidak bisa. Argh! Oke. Aku terpaksa harus membuka mata,
dan kulihat bulu-bulu aneh itu ada didepanku…eh.. HAH!? ADUH, ADUH, ADUH! Itu bukan bulu-bulu. Bukan, berbeda sama sekali.
Itu rambut Lans! Dia tertidur pulas disampingku, sambil memeluk tanganku.
Wajahnya sungguh berbeda…terlihat sangat tenang. Aku, jujur, merasa senang
melihat wajahnya yang seperti ini.. Aku juga berencana untuk tidak cuci tangan
selamanya. Aku sangat-sangat senang! Tapi.. duuuhh, aku bersin tepat di rambut Lans! Well, beberapa jam kemudian, setelah Liesl selesai memasak,
Lans terbangun dari bobo tampan-nya. Pada akhirnya, aku, Liesl, pacarnya Liesl,
dan Lans makan siang di flat. Makanan buatan Liesl terasa enak, dan kulihat
semua menikmati makan siang. Tasty
Christmas meal! Lans dan pacar Liesl pulang pada jam 5 sore, lalu aku dan
Liesl bergegas untuk pergi ke Gereja untuk menghadiri misa Natal. Sampai hari berakhir, aku tidak
memberitahu tragedi bersin-bersin kepada siapapun. Uhhh, malunya!
31 Desember.
’I will pick you up at 10 PM. Is that ok?’
’Don't be late, Nana. No need to use any make up or fancy clothes. You're
already amazing that way.’
"Whooopsss, someone is smiling
like craazzzyyy......~! Someone is going for a date toniiiighht!" teriak Liesl tiba-tiba dari belakang. "Sheeeshhh, Liesl! It's not a date!" Balasku."Yea, M-a-y-b-e!" balasnya lagi sambil mengarahkan telunjukknya padaku. Kami berdua cekikikan lagi. Yah, seperti biasanya, Lans selalu
membuatku tersenyum malu. Hari ini adalah New
Year's Eve, dan Lans mengajakku pergi. Ada
festival kembang api di Stockholm setiap malam
tahun baru, dan aku belum pernah melihatnya secara langsung, karena biasanya
aku selalu pulang ke Indonesia
saat liburan musim dingin. Aku berharap, malam ini Lans akan melakukan
sesuatu....untukku.
21:50
Tadinya aku ingin memakai coat dan rok, tapi terlalu fancy. Ahh,
sibuk, sibuk. 1 jam kuhabiskan untuk menemukan baju, sweater dan celana yang
pas. Perempuan memang repot sekali. "Do I look OK with this sweater? Pastel
colour stuffs." Tanyaku pada Liesl. "Oh, perfect. Simple and chic.
Kawaii, kyeopta, belle, vacker. Walla! You look better with that, you know.. a
coat is too formal." Jawab Liesl dengan semangatnya, sambil mengecakkan
pinggang. ”Ok, ok.... I'm ready to go, then! Super.’” Balasku.
’Hey, I'm outside. Ready to go?’
"AH! Liesl, he's outside! He's
outside!" teriakku sambil ber-akting panik.
"Ssshh, shhh. Inhale. Exhale. Now, go, go!"
"Ok, ok, ok. Mmffff. Phew! See you, babe!!"
"Good luck, nanaaaa!"
Setelah melayangkan banyak “kiss bye” pada Liesl, aku langsung
bergegas pergi meninggalkan flat, turun ke lantai bawah dan menemui Lans
diluar. Udara cukup dingin, dan tentu saja bersalju. Kenapa bulan Desember
harus bersalju? Aku lebih suka musim gugur.
"Hey." Sapaku.
"You look pretty, tonight." Balasnya, sambil membukakan pintu mobil
untukku.
"Thanks." Balasku lagi sambil tersenyum malu, lalu masuk kedalam
mobil.
Aku tidak sabar ingin melihat semarak kembang api. Yang kuharap
dapat kunikmati bersama Lans, setiap detiknya... Tanpa gangguan (dan tentunya
romantis). 20 menit kemudian, kami sudah sampai. "There's more than a thousand
people here. Cool, right?" Bisik Lans saat sebelum keluar dari mobil. Ya.
Keren. Harapanku untuk memiliki malam tahun baru romantis langsung lenyap dalam
sekejap..hiks. Kami turun dari mobil, dan masuk kedalam kerumunan warga lokal
maupun turis yang sangat padat. Semua orang berdesak-desakan. Aku ingin
menggenggam tangan Lans, agar aku dapat bersama dengan dia. But, well..kami
bukan siapa-siapa.
Semakin lama, aku semakin jauh dibelakang. Aku berteriak,
mencoba memanggil Lans. Namun, dia semakin menghilang diantara banyak orang...
Aku terdiam. Sepertinya, hari-hari "Eve"
tidak suka denganku.. Tidak ada malam romantis, atau ucapan kata cinta. Lans
menghilang, dan hati ini jelas tidak berwarna merah terang lagi. Ibaratkan
musim gugur London,
semua pohon sudah gundul, dan semua daun di tanah berwarna cokelat gelap. I'm devastated.
1 Januari, 00:01
2 jam berlalu, dan aku tidak bisa menemukan Lans.
Kembang api menghiasi langit tengah malam sejauh mata memandang, dan dari
kejauhan kulihat semua orang bersukaria, berteriak, melompat berpelukan,
berfoto-foto, dan lain-lain. Aku tidak terlalu suka keramaian. Lans tidak dapat
dihubungi. Aku memutuskan untuk duduk menunggu Lans didepan mobilnya. Udara
sangat dingin...
1 Januari, 01:03
Musik disko terdengar sayup-sayup. Orang-orang belum
pulang sama sekali, mereka masih berpesta ria. Aku berusaha menghangatkan diri
dan tetap terjaga. Tubuhku bergetar hebat, dan.. kulihat salju mulai turun.
First snow......in a new year. Kutatap langit malam bersalju dengan sendu, mengasiani diri
sendiri. Tetes demi tetes air mata yang tak bisa dibendung mulai berjatuhan,
dan membeku dalam sekejap. Saat salju putih yang dingin berlomba-lomba
menjatuhkan diri ke tanah, kurasakan sekujur badanku lemas dan sulit
digerakkan. Sayup-sayup terdengar lagi sebuah pengumuman dari mikrofon, namun.. aku tidak tahu apa yang dikatakan. Aku membayangkan rumah. Aku membayangkan
pelukan mama dan papa. Aku membayangkan London.........our sanctuary. Ahh.....mataku terasa sangat berat. I'm freezing.
"Mum......Dad...."
.....
"...........take me home."
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
...
.....
November 9th.
Lans
:
"Hey, Nana. How are you today? Hope you're fine there. Remember what day
is it? It's the day of our meeting, and we met here. Beside this red telephone
box, at Autumn. You were so beautiful that day. Your dark eyes, your hair, and
your scent. My heart almost stop beating when I saw you.
I'm
sorry that I leave you. I'm sorry that I'm not brave enough to hold your smooth
hand. I'm sorry that I can't even confess. I’m afraid you will hate me, because
a lot of people said “You can’t rush your feelings”. But now, I regretting it. It's
all my fault. I’m sorry.. But, well, did you know? I've set up a surprise for
you in new year's festival. I've bought you tons of rose bouquets, and also I
borrowed the microphone to confess my love. In hope, everyone will know that I
really love you, and you'll show up, come to me, and accept my heart.
Unfortunately,
You didn't show up, even after I’ve told ocean of mass about my special feelings
for you.. I realised that I lost you. I don't know where you are. I lost my
soulmate.
I
panicked. I asked all the people to help me find you. Well.... I did. 57
minutes later. You were so cold. You were frozen. Sorry if I've stolen some
kisses from you that night. Haha..
You
were rushed to the hospital.
But... It's too late.
Doctor told me you've passed away.
I
was really devastated.
I cried really a lot.
I collapsed right away.
I'm
sorry, dearest. I'm sorry. I really love you. I really miss you. I really want
to meet you. I swear. I wish I could back into that day. My heart is now deep
black....like a dry, dead leaf in the Autumn. Btw, I've been here for a few
days. I also had visited London
5 times this year. I wish you were here, honey. I won't mind if you want to
slap me, kick me, or kill me. I just really want to meet you..
A
lot of people has been asking "Why should you go to UK again?" Or "Why always
London, why UK, man?" , by the way..
Well,
honey..
Why should I go to UK?
You must already know the answer, right?
It's
Because
London
Is
Our
Sanctuary."
Sending message.....
Failed. Try again?